English French German Spain Italian Dutch Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

Wednesday, November 6, 2013

Cerpen Momen Terahir di Akhir Tahun


     Gemuruh suara kendaraan sepeda motor bebjejalan didepan gerbang Man Gumawang, di pagi itu.Setiap pagi pun selalu begitu, apalagi 2 menit sebelum bel masuk, banyak sekali siswa siswi yang baru datang.
Yang terlambat juga lumayan kadang sedikit kadang juga banyak. Setelah datang kesekolah dan memakirkan sepeda motor, aku nongkrong dulu diatas motor sambil menunggu sahabat-sahabatku datang dan bel masuk dibunyikan. Satu per satu sahabatku datang menyapaku dengan sensuman semangat, kemudian mereka menghampiriku. Kami nongkrong diatas sepeda motor yang tengah di parkir, sambil menemani Pak Edi yang sedang mengatur motor-motor siswa yang berdatangan.
Pak Edi adalah satpam di sekolah kami. Begitulah kami setiap pagi kecuali waktu piket umum. Kami sekelas harus berangkat pagi-pagi untuk membersihkan seluruh halamah sekolah dari sampah dan daun yang bertaburan.


     Teeet...teet...teeet...bel masuk telah dibunyikan, kami pun segera masuk ke kelas dan meninggalkan tongkrongan kami. Seperti biasa sebelum belajar kami berdo'a dan mengaji terlabih dahulu bersama-sama. Setalah menyelaesaikan kebiasaan itu kami mengunggu guru yang akan mengajar kami. Keadaan mulai berrubah menjadi gaduh karena ulah si Salman yang selalu berbuat onar. Selain mengonar ia pun juga sering bernyanyi dengan suara tak karuan membuat teman sekelas terganggu dan menyorakinya.
Kantin adalah tempat favoritnya, sebelum bel istirahat di bunyikan Salman sudah berada di kantin. Suasana kelaspun berubah menjadi seperti pasar, jalan kesana-kemarri rteria-teriak dan masih banyak tingkah-tingkah yang tak terduga lainnya. Sosok bayanganpun terlihat dari kaca jendela yang tembus pandang.
berjalan menuju pintu masuk kelas kami. Semua pun kembali ke tempat masing-masing menyudahi kekonyolan mereka. Pelajaran pun dimulai. Buk Farida adalah guru kami beliau mgajar Mtk, selain guru Mtk beliau juga wali kelas kami. Bel istirahar berbunyi menyudahi pelajaran. Seperti biasa kami hanya nongkrong ditempat parkiran sambil mengobrol dengan teman-teman dan terkadang kami juga menyaksikan siswa siswi yang tengah dihukum karena terlambat. Mereka dijemur di tengah lapangan sambil hormat kepada bendera merah putih yang berkibar di langit. Pak Cek lah yang memberikan hukuman ini agar meraka kapok dan disiplin. Pak Cek adalah guru olahr raga disekolah kami, beliau sangat ramah tapi bisa marah jika kami tidak disiplin atau terlambat. Ada juga pak Jasmadi yang suka mencubit hingga merah-merah jika baju kami dikeluarkan atau melanggar peraturan-peraturan yang lain. Namun itu semua bermaksud baik kepada kami. Saya sudah hafal betul dengan sifat guru-guru yang mengajar kami karena kami sudah kelas 3 yang sebentar lagi akan melaksanakan Ujian Nasional 2013.

     Pelajaran tambahan yang diberikan oleh guru-guru tak kan kami sia-siakan, karena ini merupakan salah satu hal terpenting untuk menghadapi Ujian Nasional. Semakin mendekat rasanya Ujian Nasional itu, kami pun semakin bersingguh-sungguh untuk belajar. Tak terasa Ujuan Nasional pun membuatku diselimuti kegugupan. Setelah memarkirkan motor, saya langsung kedepan ruangan ujuian yang telah di bagikan. Begitu juga dengan teman-teman semua. Kami harus serius menghadapi Ujian Nasional ini agar kami bisa lulus.
Tiga hari yang harus kami tempuh dalam menghadapi Ujian Nasional. Ujian nasional berahir sudah, Tapi rasanya saya masih belum lega. Pengumuman hasil kelulusan belum di umumkan, kami harus menunggu beberapa minggu dulu. Sembari menunggu pengumuman kami tidak menyia-nyiakan momen-momen terahir. Abas adalah ketua kelas kami yang baik dan pintar walaupun ia sering tidur disaat jam pelajaran.
Ia mengajak kami reuni di rumahnya. Suasana bahagia datang pada acara reuni itu, kami sangat senang bisa berkumpul disaat-saat terahir. Meski ada beberapa yang tidak hadir, tetapi hal itu tidak menghalangi acara reuni itu. Kami pun berfoto, menyanyi, dan melakukan hal-hal lucu lainnya yang tak terlupakan. Hari menjelang malam, pertanda kami harus pulang meninggalkna rumah si ketua kelas.

     Tibalah pengumuman kelulusan di pagi itu, semua terlihat tegang dan deg-degan menunggu hasil kelulusan yang akan dibacakan oleh wali kelas. Ucapan syukur, rasa gembira, dan kata-kata terimakasih tak henti henti kami ucapkan kepada Allah yang telah membantu kami dan kepada guru-guru yang telah membimbing kami hingga kami dinyatakan lulus. Tinggal menunggu acara perpisahan, yang akan diadakan sebentar lagi. Sangat berat rasanya ketika ingin menghadiri acara perpisahan itu, tapi ami harus datang dalam acara perpisahan itu. Mataharipun bersinar bangunkan alam dan pertanda bahwa acara perrpisahan akan dimulai pagi ini. Semua pun datang dan menempati kursi-kursi yang telah tersusun rapi di halaman sekolah. Kami semua menikmati acara itu mulai dari drama, pembacaan puis, tari-tarian dan masih ada beberapa lagi.
Namun di ujung acara suasana berubah menjadi mengharukan. Tangisan yang terrsede-sedu, mata yang berkaca-kaca mengahiri acara tersebut. Kini kami harus berpisah ada yang ingin kuliah, kerja, dan ada yang sekedar dirumah saja. Aku sendiri memutuskan untuk melanjutkan kuliahku di Yogyakarta. Hanya sedikit temanku yang melanjutkan kuliahnya disana, kebanyakan merka kuliad di Palembang.

     Hari-hari terasa berbeda. Tak ada lagi tongkrongan, tak ada kegaduhan lagi dan tak ada ruang kelas yang ramai. Kini aku harus berangkat dari sumatera ke Jogja. Aku berangkat bersama ayahku untuk mengantarku dan menemaniku sampai di Jogja. Sebelum berangkat akupun pamitan dengan ibu, nenek dan adik-adikku. Cukup lama aku akan pergi ke Jogja meninggalkan kampungku, keluargaku dan teman-temanku. Setelah pamitan aku dan ayahku berangkat menaiki bus yang telah siap membawa kami.
Setelah beberapa hari diperjalanan akhirnya aku dan ayah sampai  di terminal Giwangan Yogyakarta. Kami pun segera mencari kost dan beristirahat disana. Keesokan harinya aku mendaftarkan diri di salahsatu perguruan tinggi di Jogja. Kemusian Aku langsung ditemima disana. Kini ayah harus pulang ke Sumatera karna aku sudah diterima di salah satu perguruan tinggi dan sudah pula mendapatkan kost. Sebelum pulang ke Sumatera, ayah mengajakku untuk pergi kerumah kakekku di Kebumen. Karna aku belum pernah kesana dan waktu libur masih tersedia aku pun memutuskan untuk ikut. Di perjalanan menuju kebumen aku disuguhi pemandangan yang indah. Bukit-bukit yang menjulang tinggi serta hijaunya hamparan padi dan sayuran di sawah. Sesampainya disana kami disambut oleh saudara-saudaraku dan kakekku . Orang-orangnya sangat ramah dann baik. Aku dan ayah menginap beberapa hari disana sebelum kembali pulang.
Kemudian kami pilang ke Jogja lagi langsung menuju ke terminal giwangan.

     Sampailah di terminal Giwangan, kini ayah harus kembali ke Sumatera. Beberapa saat kemudian busnya datang untuk mengangkut penumpang termasuk ayah. Aku dan ayah masuk ke bus itu untuk mencarikan tempat duduk dan sekalian berpamitan. Akupun berpamitan dengan ayah mencium tangnnya dan beranjak keluar dari bus. Namun belum sampai keluar dari bus ayah memanggilku dan memelukku dengan pelukan kasih sayang sambil berbisik "jangan kecewakan bapak nak" aku tak mampu membalas kata-kata itu.
Aku hanya terdiam, dengan mata yang berkaca-kaca. Mesin mobil telah dinyalakan, aku bergegas keluar mobil sambil menahan bendungan air mata. Aku berdiri di samping mobil itu dengan mata berkaca-kaca serta melambai-lambai di bus yang ayah tumpangi. Perlahan bus itu menghilang dan akhirnya pergi. Aku bejalan menuju kursi di depan toko dan memandangi asap bus yang ayah tumpangi sambil berjanji di dalam hati "aku takkan mengecewakanmu ayah". Beberapa saat kemudian setelah keadaan menenang aku pun pulang ke kost.

By: Shaid Softgameindo

0 komentar:

Post a Comment